Rabu, 03 Desember 2008

ASI Eksklusif dan penerapan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) - seminar bagian 3

Makalah ke 3 berjudul ASI Eksklusif : Siapakah yang berperan? oleh Dr. Judhiastuty Februhartanty dari SEAMEO TROPED RCCN UI Jakarta.

Beliau mengemukakan hasil penelitian SDKI 2003 dan HSP 2006 menunjukkan bahwa 27-74 % bayi menyusu dalam 1 hari setelah kelahiran. Hal ini sangat bertentangan dengan rekomendasi Inisiasi Menyusu Dini. Di masyarakat juga masih banyak terminologi yang berbeda untuk ASI eksklusif. Dari kerangka konsep faktor-faktor yang mempengaruhi praktek pemberian ASI (Hector et.al 2005) disebutkan antara lain faktor bayi, ibu, relasi ibu-bayi, lingkungan (rumah sakit, rumah dan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat) serta lingkungan kebijakan/aturan di masyarakat (sosek, budaya, pengasuhan anak, peranan perempuan dan laki-laki di masyarakat).

Dari Ibu menyusui harus muncul motivasi dan percaya diri bahwa dirinya bisa menyusui, ayah juga berperan dalam suksesnya ASI eksklusif yaitu dengan mendukung secara fisik dan psikologis. Dari lingkungan keluarga, faktor nenek dan 'staf ahli' seperti baby sitter, pembantu rumah tangga (PRT) sangat mempengaruhi usia pemberian makanan tambahan pertama untuk bayi.

Lingkungan kerja juga sangat berperan untuk suksesnya ASI Eksklusif; UU Naker no. 13/2003 menyebutkan perlunya ruang laktasi dan fasilitasnya. Pengalaman dari mulut ke mulut dari tetangga juga menentukan seorang bayi akan mendapatkan ASI eksklusif.

Advokasi terhadap PEMDA juga perlu dilakukan mengingat masih ada produk susu formula program bantuan dana APBD yang menyalahi aturan label seperti masih mencantumkan formula untuk 0-6 bulan dimana usia ini haruslah hanya mendapatkan ASI.

Tidak ada komentar: