Kamis, 08 Januari 2009

Pasien TB Paru dan Niatnya untuk Sembuh

Wasdi, 30 tahun pasien TB, tuberkulose paru di salah satu puskesmas di Kel. Mampang Pela 1. Dia memiliki penghasilan Rp 30 000 perhari disetorkan ke istri dari hasil ngojek dari pukul 7 pagi sampai pukul 5 sore kadang-kadang dilanjutkan sampai jam 8. Seminggu tujuh hari dijalaninya. Anaknya usia 7 tahun sekolah di MI sekitar Mampang Pela.

Saat ditemui Selasa kemarin, 7 Jan 09 dia sudah berobat bulan ke 3 atau masa pengobatan lanjut, dahaknya diperiksa sudah konversi dari positif ke negatif. Berat badannya telah bertambah dari 46 kg menjadi 51 kg. Selama ini dia rajin berobat karena didorong oleh petugas yang perhatian terhadap kesehatan dan kesembuhannya. Ditambah niat dari hatinya untuk ingin sembuh total. Dia mengakui ada rasa keinginan berhenti minum obat karena bosan minum obat TB setiap hari pada masa pengobatan intensif, namun dengan ketekunannya masa intensif 2 bulan terlewati, sekarang masuk membunuh kuman-kuman yang tidur.

Bagaimana usahanya untuk berhenti merokok? Sebelum didiagnosa terkena TB paru sehari dia mampu menghabiskan 1.5 bungkus rokok, sekarang setelah berobat TB dengan anjuran petugas dia berhasil mengurangi sedikit demi sedikit mencapai seminggu 1 bungkus. Usaha yang sangat bagus dan patut mendapat acungan jempol. Perlu disadari bahwa uang Rp 40 000 yang dihabiskannya setiap bulan untuk rokok selayaknyalah dikeluarkan untuk menambah membeli makanan bergizi untuk asupan harian dia. Petugas TB mengatakan tidak perlu daging atau ayam, tapi cukup tambahkan dua potong tempe seandainya selama ini sudah makan 2 potong sehingga menjadi 4 potong. Semoga Wasdi mampu menjalani pengobatan TB paru DOTS selama 6 bulan dengan tuntas.

Sabtu, 13 Desember 2008

Lima Belas Menit Obrolan di Busway - Komitmen ASI Eksklusif

Perjalanan di busway dari Harmoni menuju ke Citra land Mall menjadi momen penting bila kita manfaatkan kesempatan berharga ngobrol sambil bergelantungan di depan ibu hamil tua. Dewi (30 tahun) seorang karyawati perusahaan komputer di daerah Harmoni sedang duduk menuju rumahnya di daerah kel. Kalideres. Dewi sedang menunggu kelahiran putra pertamanya. Pengetahuannya tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif cukup lumayan. Beliau juga punya akses untuk merambah dunia maya sehingga informasi tentang persiapan kelahiran juga cukup lumayan. IMD dan manfaat ASI dipaparkan untuk memperkuat komitmen nya menerapkan IMD. Faktor seperti persiapan pemijatan payudara, kesiapan mental ibu untuk menyusui, dukungan suami untuk menyusui, serta bagaimana mempersiapkan menyimpan ASI pada saat ibu harus balik bekerja setelah cuti hamil lewat dapat disampaikan lewat pertemuan singkat 15 menit. Sharing dari teman yang sedang melaksanakan ASI eksklusif 6 bulan juga memperkuat komitmen ibu Dewi untuk meyakinkan bahwa semua ibu menyusui bisa dan mampu melaksanakan dan menerapkan ASI eksklusif dan mengatakan 'tidak' pada susu formula. Semoga Ibu Dewi berhasil dan menambah deretan panjang kisah sukses ASI eksklusif.

Selasa, 09 Desember 2008

ASI Ekslusif di Tengah Bencana - Hindari Sufor (Susu Formula)

UNHCR- WHO - Unicef - WFP menerbitkan panduan untuk penanganan pemberian makanan selektif pada golongan paling rawan di suasana bencana. Hal ini sangatlah relevan dan penting terkait dengan penerapan ASI eksklusif 6 bulan di Indonesia.

Pada saat bencana baik bencana alam maupun bencana yang terjadi karena kesalahan manusia, banyak korban yang meninggal, namun yang selamat juga banyak dan mereka ini akan menjadi pengungsi. Para pengungsi ini diantaranya juga terdapat anak-anak, bayi baru lahir serta balita. Di sinilah peran petugas penanggulangan bencana sangat penting dalam menyortir bantuan pangan yang diberikan oleh masyarakat pada saat terjadi bencana. Banyak diantara masyarakat awam berinisiatif menyumbang susu formula untuk para balita.

Namun di buku petunjuk ini UNHCR merekomendasikan penggunaan sufor (susu formula) sebagai berikut:
- susu formula tidak boleh dibagikan kepada para pengungsi ke tenda atau pulang ke rumah dalam bentuk susu namun sebaiknya dicampur dengan tepung serealia (tepung beras, tepung jagung, tepung kacang hijau dll).
- Tidak boleh dibagikan susu cair kemasan untuk di bawa pulang ke rumah.
- Susu skim hanya boleh diberikan pada para pengungsi jika ada dapur umum di tempat dan susu dicampur dengan gula dan minyak untuk meningkatkan energi nya.
- Susu skim yang diberikan untuk para pengungsi harus susu yang difortifikasi dengan vitamin A dan masa kadaluarsanya harus di atas 6 bulan.

Hal di atas sangat perlu diperhatikan karena biasanya di tengah bencana fasilitas air bersih tidak tersedia sehingga pembagian susu formula tanpa dibekali dengan penyuluhan tentang higiene penyiapan susu formula dan pemberian makan yang benar untuk bayi dan balita akan menyebabkan munculnya kasus diare yang akan meningkatkan jumlah kematian bayi/balita.

Pembagian susu cair kemasan akan menyebabkan ibu yang sedang menyusui bayinya akan beralih ke susu cair kemasan. Masa kadaluarsa susu yang dibagikan juga menjadi hal penting dalam masa penanggulangan bencana.

Semua bayi baru lahir tetap harus mendapat ASI eksklusif. Untuk bayi yang terpaksa ibunya meninggal atau sama sekali tidak dapat menyusui karena stres dan trauma akibat pasca bencana, maka pengadaan susu formula diperlakukan selayaknya seperti obat dan pembagiannya harus disertai penyuluhan kepada ibu tentang cara pemberian susu yang benar dan aman.

Jadi perlu ditelaah kembali kebiasaan kita membantu memberikan susu untuk para korban bencana alam. Akankah bantuan kita bermanfaat atau menjadi bumerang yaitu menyebabkan penyakit diare dan kematian atau membuat praktek menyusui bayi yang telah dilakukan menjadi beralih ke pemberian susu formula.

Jumat, 05 Desember 2008

Anak Sekolah Pindah - Dampak dari Kenaikan Harga Pangan

Tanggal 4 Desember 2008 Bapak kepala sekolah SDN Benda di Kota Tangerang menyatakan keprihatinannya tatkala sebulan setelah lebaran ada sekitar 6 anak didik di sekolahnya pindah atau tidak melanjutkan sekolah karena alasan ekonomi. Bahkan beberapa hari sebelumnya ada seorang ibu datang ke sekolah sambil berurai air mata karena si Bapak di PHK dari pekerjaan sebagai sopir pribadi, maka putuslah mata pencaharian di bulan itu, tidak ada lagi biaya untuk membayar rumah kontrakan, maka dengan terpaksa si ibu minta surat pindah untuk anaknya yang baru kelas VI. Mereka berencana pindah untuk mencari peluang dan memperbaiki nasib, namun harga yang harus dibayar adalah dikorbankannya keberlanjutan anaknya ke sekolah.

Bagaimana kelanjutan nasib anak tersebut? Apakah dia bisa meneruskan sekolah di tempat baru? Harapan kita semua adalah dengan adanya surat pengantar dari kepala sekolah akan dimanfaatkan oleh ibu untuk mendaftarkan ke SD pindahan di mana mereka berada.

Kamis, 04 Desember 2008

Pelatihan KIE hidup sehat dan gizi dan penekanan ASI Eksklusif - IMD (Inisiasi Menyusui Dini)

Tanggal 3 Desember 2008 diadakan pelatihan alat penyuluhan/KIE- Komunikasi Informasi dan Edukasi tentang kesehatan dan makanan seimbang kepada 15 guru dan 2 kepala sekolah dan 3 wakil komite sekolah SDN Kampung Sawah 1 dan Kampung Sawah 5 di Rumpin, Kab. Bogor. Mereka antusias mengikuti pelatihan dan langsung praktek dengan alat yang disediakan. Beberapa guru sangat lancar dalam menerangkan kebiasaan hidup sehat seperti menggunting kuku, memakai sandal, membuang sampah di tempatnya, tidak jajan sembarangan, serta mampu menerangkan penyebab dan akibatmya. Namun beberapa guru masih memerlukan pelatihan lebih lanjut mengenai matenyari kebersihan dan makanan gizi seimbang. Topik seperti jenis vitamin larut air dan larut lemak masih perlu diperdalam bagi semua guru. Fungsi-fungsi vitamin dan mineral yang esensial dibutuhkan tubuh seperti vit. A, serta vitamin seperti vitamin B, C dsbnya. Perlunya guru juga menerangkan sifat vitamin dan implikasinya ke pengolaan bahan pangan seperti mencuci sayuran dulu sebelum memotongnya untuk mencegah kehilangan banyak vitamin larut air, serta perlunya menambahkan minyak/untuk menumis ketika memasak sayuran hijau/mengolah wortel untuk mengoptimalkan penyerapan vitamin A dalam tubuh.

Selanjutnya komponen susu didalam diet gizi seimbang harus dicermati dan para guru juga diingatkan untuk tidak asal menyebutkan susu, namun juga harus menambahkan informasi sebaiknya untuk anak balita (2 -5 tahun) serta anak sekolah wajib memilih susu bubuk dan menghindari susu kental manis. Susu kental manis lebih banyak mengandung zat tenaga (berupa gula) dibandingkan dengan zat pembangun/protein. Oleh karena anak balita dan usia sekolah sedang dalam usia pertumbuhan maka yang dibutuhkan dari asupan susu adalah zat pembangun yang cukup tinggi dan bagus kualitasnya bagi tubuh mereka. Susu kental manis hanya dianjurkan untuk tambahan makan roti, atau minum kopi dsb nya.

Diingatkan pula agar bapak/ibu guru mengulang-ulang memberikan informasi pada para anak didik tentang pentingnya ASI untuk bayi/adik kecil mereka. Sebagian besar anak kelas 1 dan 2 SD memiliki adik bayi di rumah atau akan memiliki adik di rumah. Nah inilah sasaran edukasi kita mendidik anak sebagai agen pelaku perubahan ('agent of change') mengingatkan ibunya untuk memberikan adik bayi nya ASI sejak dari 1 jam kelahiran atau menerapkan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) untuk menjamin terlaksananya pemberian ASI eksklusif 6 bulan dengan sukses. Dan otomatis menahan pemberian susu formula pada bayi. Perlu diterangkan bahwa guna ASI bagi bayi.

Bapak/ibu guru juga diingatkan untuk tak jemu-jemunya menyebarkan pesan IMD kepada para ibu hamil di keluarga, tetangga, lingkungannya. Dengan semakin gencarnya dan makin banyak nya permintaan untuk IMD pada pertolongan persalinan maka bidan akan tergerak untuk menerapkan IMD dan menolak atau menghentikan kontrak kerjasama dengan perusahaan susu formula bayi. Diingatkan bahwa semua ibu yang melahirkan anaknya pasti bisa menyusui asal mau dan mengikuti petunjuk petugas kesehatan dari awal mulai memeriksakan kandungannya. Sayang video IMD Klaten tidk bisa diputarkan dalam acara ini karena keterbatasan alat yang tersedia. Namun para guru mendengarkan detail isi video dengan antusias dan mereka bersepakat minum ASI adalah yang terbaik bagi bayi, dan anjuran minum susu untuk anak usia sekolah pun perlu ditambahkan informasi yang benar tentang manfaat dan jenis susu yang tersedia.

Selanjutnya para guru dan kepala sekolah juga bersepakat untuk memulai mendidik para penjual makanan jajanan di sekolah untuk menyediakan makanan sehat dan aman terutama bebas dari air mentah, bahan tambahan pewarna buatan yang non pangan seperti di saos, penggunaan air matang untuk bahan baku es dll. Kegiatan lain adalah setiap 3 bulan sekali akan diadakan masak bersama menu makanan sehat untuk membiasakan anak tentang makanan bergizi. Serta alat-alat penyuluhan tentang kebersihan dan makanan seimbang yang telah tersedia di masing-masing sekolah akan dimanfaatkan seefektif mungkin.

Rabu, 03 Desember 2008

ASI Eksklusif dan penerapan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) - seminar bagian 3

Makalah ke 3 berjudul ASI Eksklusif : Siapakah yang berperan? oleh Dr. Judhiastuty Februhartanty dari SEAMEO TROPED RCCN UI Jakarta.

Beliau mengemukakan hasil penelitian SDKI 2003 dan HSP 2006 menunjukkan bahwa 27-74 % bayi menyusu dalam 1 hari setelah kelahiran. Hal ini sangat bertentangan dengan rekomendasi Inisiasi Menyusu Dini. Di masyarakat juga masih banyak terminologi yang berbeda untuk ASI eksklusif. Dari kerangka konsep faktor-faktor yang mempengaruhi praktek pemberian ASI (Hector et.al 2005) disebutkan antara lain faktor bayi, ibu, relasi ibu-bayi, lingkungan (rumah sakit, rumah dan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan masyarakat) serta lingkungan kebijakan/aturan di masyarakat (sosek, budaya, pengasuhan anak, peranan perempuan dan laki-laki di masyarakat).

Dari Ibu menyusui harus muncul motivasi dan percaya diri bahwa dirinya bisa menyusui, ayah juga berperan dalam suksesnya ASI eksklusif yaitu dengan mendukung secara fisik dan psikologis. Dari lingkungan keluarga, faktor nenek dan 'staf ahli' seperti baby sitter, pembantu rumah tangga (PRT) sangat mempengaruhi usia pemberian makanan tambahan pertama untuk bayi.

Lingkungan kerja juga sangat berperan untuk suksesnya ASI Eksklusif; UU Naker no. 13/2003 menyebutkan perlunya ruang laktasi dan fasilitasnya. Pengalaman dari mulut ke mulut dari tetangga juga menentukan seorang bayi akan mendapatkan ASI eksklusif.

Advokasi terhadap PEMDA juga perlu dilakukan mengingat masih ada produk susu formula program bantuan dana APBD yang menyalahi aturan label seperti masih mencantumkan formula untuk 0-6 bulan dimana usia ini haruslah hanya mendapatkan ASI.

Seminar ASI Eksklusif - Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bagian 2

Dr Ronny dari Dinkes Kab. Klaten memaparkan makalah berjudul Kebijakan Intensifikasi Pemanfaatan ASI Ekslusif dalam Mewujudkan Anak Sehat dan Cerdas Menuju Klaten Sehat 2010. Beliau menjelaskan pengalaman Klaten dlam program IMD dan ASI Eksklusif.

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) menjadi bagian dari prosedur pertolong Asuhan Persalinan Normal (APN). Program dimulai dari tahun 2007 dan sampai saat ini telah dihasilkan 15 fasilitator, 260 konselor ASI dan 799 motivator /kader di Klaten. Hasil utama dari pelatihan adalah meningkatnya kesadaran bidan untuk tidak menerima sponsor dari susu formula.

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif tercantum dalam Peraturan Daerah Kab. Klaten no. 7 tahun 2008. Dengan adanya perda ini maka di institusi, perkantoran pemerintah/swasta dan tempat-tempat umum harus tersedia ruang laktasi.

Beliau juga memaparkan hasil survei Fak. Kedokteran-UGM sampai dengan September 08 Ibu melahirkan yang menerapkan IMD adalah 54 %, dan diantaranya menerapkan ASI eksklusif 44 % meningkat nyata dibandingkan data tahun 2007 yaitu 23 %.

Dijelaskan juga oleh Dr. Ronny, saat ini permintaan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan IMD saat melahirkan baik di RS atau pun fasilitas kesehatan lainnya meingkat.